Sunday, April 17, 2011

Layaknya Bunga Anggrek

Dr. Retno adalah orang Indonesia pertama yang mengusung dunia kedokteran ke dalam dunia kecantikan. Di tahun 1970, dr. Retno pun mendirikan sub-bagian Kosmetika dan Bedah Kulit FKUI, yang kini disebut Kosmeto Dermatologi. Ia mengubah paradigma, dari oenekanan kulit dan kelamin menjadi kulit dan kosmetik.Sekaligus ia membenahi kurikulum pendidikan para beautician dan menatar mereka juga melalui Konsorsium Pendidikan tata Kencatikan Kulit dan Rambut, hasil kerja sama Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) dan Departemen Pendidikan Luar Sekolah dan Olah Raga.

Selanjutnya, ia adalah ilmuwan yang banyak menemukan fakta baru seputar kulit. Di antaranya faktor-faktor seperti pengaruh angin, air, suhu, kelembaban udara, intensitas sinar matahari serta tipe kulit berdasarkan ras secara signifikan akan mempengaruhi kebutuhan kulit akan kosmetikanya. Hal ini yang menjadi dasar bagi kosmetika temuannya yang sangat cocok dengan karakter kulti orang Indonesia. Dr. Retno yang sempat dijuluki “Dokter Jerawat” inilah yang mendobrak dermatology barat-sentris menjadi timur-sentris.

Dengan ilmunya, dr. Retno berani mengubah kesealahan penerapan ilmu yang diterapkan dunia kedokteran kulit Indonesia yang sebelumnya mentah-mentah mengadopsi ilmu peninggalan Belanda. Dr. Retno tak sudi bila ilmu kesehatan kosmetik Indoensia mengekor pada pola kecantikan Belanda yang jelas-jelas memiliki stuktur kulit dan iklim yang berbeda dengan orang Asia, khususnya Indonesia.

Kecantikan dr.Retno terhadap kecantikan dan keindahan ini tergambar pula pada kecintaannya pad bunga, khususnya anggrek. Menyapa dan mengajak “ngobrol” bunga-bunga anggrek yang menghiasi perkarangannya merupakan kebiasaan yang selalu dilakukannya. Bunga anggrek  yang selalu membagi pesonanya kepada orang lain. Tak berlebihan, bila Retno Tranggono diibaratkan setangkai anggrek yang tak ingin layu!

No comments:

Post a Comment